PEMAIN ELITE GAJI SULIT‼️Peringatan Keras Dari FIFPRO Untuk Para Bintang Eropa Yang Akan Hijrah ke Arab Saudi


 Kedatangan mantan bintang Manchester United, Cristiano Ronaldo ke Al Nassr menjadi pintu bagi klub-klub Liga Arab Saudi mengincar para pemain bintang Eropa. Kini, klub-klub Liga Arab Saudi berlomba-lomba mendapatkan nama-nama besar sepak bola dunia yang sudah berusia senja atau berada diujung karier.

Karim Benzema menjadi nama terbaru yang resmi mencoba peruntungan di Liga Arab Saudi bersama Al Ittihad FC. Beberapa nama diyakini akan menyusul seperti N'Golo Kante hingga Sergio Ramos. Tren datangkan pesepakbola uzur sudah kerap digencarkan negara lain seperti China dan Amerika Serikat. 

Salah satu tujuannya adalah untuk mencari popularitas agar sepakbola di negara tersebut semakin maju dan banyak dikenal dunia sehingga bisa mendapat keuntungan dari hak siar serta sponsor yang masuk. Sementara itu, Arab Saudi kabarnya memiliki rencana untuk bisa maju menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030. Arab Saudi sudah panas, karena tetangganya di Timur Tengah, Qatar sudah pernah melakukannya pada edisi Piala Dunia 2022 kemarin.

Dilansir dari Mirror, FIFPRO yang merupakan Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional mengungkapkan fakta buruk dari sepakbola di Arab Saudi dan beberapa negara lainnya yang sering menjadi destinasi terakhir para pemain uzur sebelum pensiun. Fakta negatif tersebut adalah tentang sering adanya penunggakan gaji para pemain.

Dalam penelusuran FIFPRO, terdapat 50 kasus penunggakan gaji dalam 12 bulan terakhir. Klub Al Ahli misalnya, dilarang lakukan transfer pemain di dua bursa mendatang karena kedapatan menunggak empat gaji pemainnya dalam 18 bulan terakhir.

The Athletic melaporkan kasus mantan striker Nottingham Forest dan Bournemouth, Lewis Grabban yang bergabung dengan Al-Ahli musim panas lalu. Grabban mengklaim belum dibayar 318 ribu Pounds (setara Rp.5,9 miliar) dalam kombinasi dari gaji yang belum dibayar dan biaya pemutusan kontrak.

Grabban mengklaim seharusnya mendapat kompensasi sebesar 2,2 juta Pounds (setara Rp.41 miliar). Akhirnya, dirinya hanya menerima 398 ribu Pounds (Rp.7,4 miliar). Kasus serupa juga dialami mantan pemain Al Nassr, Petros. Petros juga mengalami pemutusan kontrak kerja pada November 2022 lalu. Sayangnya ia tidak mendapatkan keseluruhan haknya saat mengakhiri kerja sama dengan Al-Nassr. Celakanya, tidak ada serikat kerja untuk pemain di Arab Saudi. Sehingga, kasus seperti itu terus terulang.

FIFPRO menghendaki kasus sengketa bayaran tidak lagi terjadi dan menjerat klub-klub Liga Arab Saudi. Apalagi mereka sedang dalam ambisi besar mendatangkan para pemain bintang sepak bola dunia. FIFPRO juga merilis daftar beberapa negara yang baiknya dihindari didatangi pesepakbola karena masalah tersebut, selain Arab Saudi yakni Aljazair, China, Rumania, dan Turki.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama